Wednesday, May 18, 2011

Mikrotik sebagai Transparent web proxy

Salah satu fungsi proxy adalah untuk menyimpan cache. Apabila sebuah LAN menggunakan proxy untuk berhubungan dengan Internet, maka yang dilakukan oleh browser ketika user mengakses sebuah url web server adalah mengambil request tersebut di proxy server. Sedangkan jika data belum terdapat di proxy server maka proxy mengambilkan langsung dari web server. Kemudian request tersebut disimpan di cache proxy. Selanjutnya jika ada client yang melakukan request ke url yang sama, akan diambilkan dari cache tersebut. Ini akan membuat akses ke Internet lebih cepat.

Bagaimana agar setiap pengguna dipastikan mengakses Internet melalu web proxy yang telah kita aktifkan? Untuk ini kita dapat menerapkan transparent proxy. Dengan transparent proxy, setiap Browser pada komputer yang menggunakan gateway ini secara otomatis melewati proxy.

Mengaktifkan fiture web proxy di mikrotik:
[ropix@IATG-SOLO] > /ip proxy set enabled=yes
[ropix@IATG-SOLO] > /ip web-proxy set
cache-administrator= ropix.fauzi@infoasia.net
[ropix@IATG-SOLO] > /ip web-proxy print

enabled: yes
src-address: 0.0.0.0
port: 3128
hostname: "IATG-SOLO"
transparent-proxy: yes
parent-proxy: 0.0.0.0:0
cache-administrator: "ropix.fauzi@infoasia.net"
max-object-size: 8192KiB
cache-drive: system
max-cache-size: unlimited
max-ram-cache-size: unlimited
status: running
reserved-for-cache: 4733952KiB
reserved-for-ram-cache: 2048KiB

Membuat rule untuk transparent proxy pada firewall NAT, tepatnya ada dibawah rule untuk NAT masquerading:
[ropix@IATG-SOLO] > /ip firewall nat add  chain=dstnat in-interface=local src-address=192.168.0.0/24 protocol=tcp dst-port=80 action=redirect to-ports=3128

[ropix@IATG-SOLO] > /ip firewall nat print
Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic
 0   chain=srcnat out-interface=public action=masquerade
 1   chain=dstnat in-interface=local src-address=192.168.0.0/24 protocol=tcp dst-port=80 action=redirect to-ports=3128


Transparent proxy dengan proxy server terpisah/independent
Web Proxy built in MikroTik menurut pengamatan saya kurang begitu bagus dibandingkan dengan proxy squid di linux, squid di linux lebih leluasa untuk dimodifikasi dan diconfigure, misalkan untuk feature delay-pool dan ACL list yang berupa file, belum ada di mikrotik seri 2.9.x.
Biasanya kebanyakan orang lebih suka membuat proxy server sendiri, dengan PC Linux/FreeBSD dan tinggal mengarahkan semua client ke PC tersebut.
Topologi PC proxy tersebut bisa dalam jaringan local ataupun menggunakan ip public.
Konfigurasinya hampir mirip dengan transparent proxy, bedanya adalah pada rule NAT actionnya.


Mikrotik sebagai bandwidth limiter
Mikrotik juga dapat digunakan untuk bandwidth limiter (queue) . Untuk mengontrol mekanisme alokasi data rate.
Secara umum ada 2 jenis manajemen bandwidth pada mikrotik, yaitu simple queue dan queue tree. Silahkan gunakan salah satu saja.
Tutorial berikutnya semua setting mikrotik menggunakan winbox, karena lebih user friendly dan efisien.

Simple queue:
Misal kita akan membatasi bandwidth client dengan ip 192.168.0.3 yaitu untuk upstream 64kbps dan downstream 128kbps
Setting pada menu Queues>Simple Queues
Queue tree
Klik menu ip>firewall>magle
Buat rule (klik tanda + merah) dengan parameter sbb:
  Pada tab General:
  Chain=forward,
  Src.address=192.168.0.3 (atau ip yg ingin di limit)
  Pada tab Action :
  Action = mark connection,
  New connection mark=client3-con (atau nama dari mark conection yg kita buat)
  Klik Apply dan OK
 
  Buat rule (klik tanda + merah) dengan parameter sbb:
  Pada tab General:
  Chain=forward,
  Src.address=192.168.0.3 (atau ip yg ingin di limit)
  Pada tab Action :
  Action = mark connection,
  New connection mark=client3-con (atau nama dari mark conection yg kita buat)
  Klik Apply dan OK

  Buat rule lagi dengan parameter sbb:
  Pada tab General: Chain=forward,
  Connection mark=client3-con (pilih dari dropdown menu)

Pada tab Action:
  Action=mark packet,
  New pcket Mark=client3 (atau nama packet mark yg kita buat)
  Klik Apply dan OK

  Pada tab General:
  Name=client3-in (misal),
  Parent=public (adalah interface yg arah keluar),
  Paket Mark=client3 (pilih dari dropdown, sama yg  kita buat pada magle),
  Queue Type=default,
  Priority=8,
  Max limit=64k (untuk seting bandwith max download)
  Klik aplly dan Ok

  Buat rule lagi dengan parameter sbb:
  Pada tab General:
  Name=client3-up (misal),
  Parent=local (adalah interface yg arah kedalam),
  Paket Mark=client3 (pilih dari dropdown, sama yg  kita buat pada magle),
  Queue Type=default,
  Priority=8,
  Max limit=64k (untuk seting bandwith max upload)
  Klik aplly dan Ok

Mikrotik sebagai Bridging

Bridge adalah suatu cara untuk menghubungkan dua segmen network terpisah bersama-sama dalam suatu protokol sendiri. Paket yang diforward berdasarkan alamat ethernet, bukan IP address (seperti halnya router). Karena forwarding paket dilaksanakan pada Layer 2, maka semua protokol dapat melalui sebuah bridge.
Jadi analoginya seperti ini, anda mempunyai sebuah jaringan local 192.168.0.0/24 gateway ke sebuah modem ADSL yg juga sebagai router dengan ip local 192.168.0.254 dan ip public 222.124.21.26.
Anda ingin membuat proxy server dan mikrotik sebagai BW management untuk seluruh client. Nah mau ditaruh dimanakan PC mikrotik tersebut? Diantara hub/switch dan gateway/modem? Bukankah nanti jadinya dia sebagai NAT dan kita harus menambahkan 1 blok io privat lagi yang berbeda dari gateway modem?


Solusinya mikrotik di set sebagai bridging, jadi seolah2 dia hanya menjembatani antar kabel UTP saja. Topologinya sbb:

Internet----------Moderm/router-----------Mikrotik--------Switch/Hub-----Client

Setting bridging menggunakan winbox
1. Menambahkan interface bridge
Klik menu Interface kemudian klik tanda + warna merah untuk menambahkan interface, pilih Bridge.
memberi nama interface bridge, missal kita beri nama bridge1
 
2. menambahkan interface ether local dan public pada interface
Klik menu IP>Bridge>Ports , kemudian klik tanda + untuk menambahkan rule baru:
Buat 2 rules, untuk interface local dan public.

3. Memberi IP address untuk interface bridge
Klik menu IP kemudian klik tanda + untuk menambahkan IP suatu interface, missal 192.168.0.100, pilih interface bridge1 (atau nama interface bridge yang kita buat tadi)
Dengan memberikan IP Address pada interface bridge, maka mikrotik dapat di remote baik dari jaringan yg terhubung ke interface local ataupun public.





 

0 komentar:

Post a Comment

please give constructive criticism and suggestions

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites